Bahasa Sumbawa, atau Basa Samawa, adalah bahasa yang dituturkan di bekas
wilayah Kesultanan Sumbawa yaitu wilayah Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa
Barat. Jumlah penuturnya sekitar 300 000 orang (1989).
Dari data
yang ditampilkan Wikipedia, dari segi linguistik, bahasa Sumbawa
serumpun dengan bahasa Sasak. Kedua bahasa ini merupakan kelompok dalam
rumpun bahasa Bali-Sasak-Sumbawa, yang pada gilirannya termasuk dalam
satu kelompok "Utara dan Timur" dalam kelompok Melayu-Sumbawa.
Dalam
Bahasa Sumbawa, dikenal beberapa dialek regional atau variasi bahasa
berdasarkan daerah penyebarannya, di antaranya dialek Samawa, Baturotok
atau Batulante, dan dialek-dialek lain yang dipakai di daerah pegunungan
Ropang seperti Labangkar, Lawen, serta penduduk di sebelah selatan
Lunyuk, selain juga terdapat dialek Taliwang, Jereweh, dan dialek Tongo.
Dalam dialek-dialek regional tersebut masih terdapat sejumlah variasi
dialek regional yang dipakai oleh komunitas tertentu yang menandai bahwa
betapa Suku Sumbawa ini terdiri atas berbagai macam leluhur etnik,
misalnya dialek Taliwang yang diucapkan oleh penutur di Labuhan Lalar
keturunan etnik Bajau sangat berbeda dengan dialek Taliwang yang
diucapkan oleh komunitas masyarakat di Kampung Sampir yang merupakan
keturunan etnik Mandar, Bugis, dan Makassar.
Interaksi sosial
yang dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat Sumbawa menuntut
hadirnya bahasa yang mampu menjembatani segala kepentingan mereka,
konsekuensinya kelompok masyarakat yang relatif lebih maju akan
cenderung memengaruhi kelompok masyarakat yang berada pada strata di
bawahnya, maka bahasapun mengalir dan menyebar selaras dengan
perkembangan budaya mereka. Dialek Samawa atau dialek Sumbawa Besar yang
cikal bakalnya berasal dari dialek Seran, semenjak kekuasaan raja-raja
Islam di Kesultanan Sumbawa hingga sekarang dipelajari oleh semua
kelompok masyarakat Sumbawa sebagai jembatan komunikasi mereka, sehingga
dialek Samawa secara otomatis menempati posisi sebagai dialek standar
dalam Bahasa Sumbawa, artinya variasi sosial atau regional suatu bahasa
yang telah diterima sebagai standar bahasa dan mewakili dialek-dialek
regional lain yang berada dalam Bahasa Sumbawa.
Sebagai bahasa
yang dominan dipakai oleh kelompok-kelompok sosial di Sumbawa, maka Basa
Samawa tidak hanya diterima sebagai bahasa pemersatu antaretnik
penghuni bekas Kesultanan Sumbawa saja, melainkan juga berguna sebagai
media yang memperlancar kebudayaan daerah yang didukung oleh sebagian
besar pemakainya, dan dipakai sebagai bahasa percakapan sehari-hari
dalam kalangan elit politik, sosial, dan ekonomi, akibatnya basa Samawa
berkembang dengan mendapat kata-kata serapan dari bahasa asal etnik para
penuturnya, yakni etnik Jawa, Madura, Bali, Sasak, Bima, Sulawesi
(Bugis, Makassar, Mandar), Sumatera (Padang dan Palembang), Kalimantan
(Banjarmasin), Cina (Tolkin dan Tartar) serta Arab, bahkan pada masa
penjajahan basa Samawa juga menyerap kosa kata asing yang berasal dari
Portugis, Belanda, dan Jepang sehingga basa Samawa kini telah diterima
sebagai bahasa yang menunjukkan tingkat kemapanan yang relatif tinggi
dalam pembahasan bahasa-bahasa daerah.
Bahasa Sumbawa
Basa Samawa
Dituturkan di bagian barat pulau Sumbawa
Jumlah penutur 300 000 (1989)
Rumpun bahasa
Austronesia
Melayu-Polinesia
Melayu-Sumbawa
Utara dan Timur
Bahasa Bali-Sasak-Sumbawa
bahasa Sasak-Sumbawa
Bahasa Sumbawa
Sistem penulisan
Alfabet Latin, Satera Jontal (Aksara tradisional Sumbawa yang memiliki kemiripan dengan aksara Bugis)
Sumber : Sumbawanews.com